Kamis, 28 Maret 2013

surga wisata impianku



                                                Surga, wisata impian
A.   Prolog
      Saat mendengar istlah surga (surga), semua orang pasti berhasrat untuk mengecap dan merasakan surga tersebut, menjadi salah satu dari sekian banyak penghuninya. Rasa harap untuk masuk surga tidak hanya dimonopoli oleh orang-orang islam, namun pengikut agama lain atau aliran kepercayaan tertentu tidak pernah absent dari harapan masuk  surga.
      Walaupun pandangan dan gambaran mereka tentang apa dan bagaimana hakekat surga bebeda sesuai keyakinan dan ajaran agama yang meeka anut .
      Dulu saat nabi muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam mendengar perihal tentang surga atau membaca ayat-ayat yang berkenaan dengan surga beserta kenikmatan yang disediakan bagi para penghuninya, beliau senantiasa berdo’a kepada Allah dengan khusyu’agar belaiu dijadikan salah satu dari penghuni surga, dalm sebuah hadist disebutkan ….(tentang permohonan rs surga )
      Sungguh menakjubkan pribadi rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam dan sungguh indah surga itu…, Rasulullah masih khusu’ berdo’a kepada Allah untuk masuk surga, padahal beliau sudah dijamin oleh Allah untuk masuk surga.
      Rasa harap pada diri sahabat untuk meraih surga, tidak jauh beda dengan tauladan mereka, rasulullah Shollallohu "alaihi Wasallam. Disaat mereka mendengar atau membaca segala sesuatu yang berkenaan dengan surga serta-merta jiwa mereka bergelora nan bergemuruh, air mata mereka berlinang, tubuh mereka bergemetaran, membuktikan keistimewaan surga Allah yang luar biasa, sekaligus bukti besarnya harapan mereka untuk meraih surga.
Demi surga yang indah nan menawan itu, para sahabat rela mengorbankan apa saja yang mereka miliki, termasuk nyawa tunggal bersemayam pada jasa mereka juga dijadikan harga untuk membeli surga. Sehingga kematian (kesyahidan) dijalan Allah  sebagai salah satu sarana menuju surga menjadi buruan mereka tiap saat, padahal hari ini kematian merupakan sesuatu yang sangat dibenci.
Dalam sebuah hadist disebutkan, "
خَرَجَ رَسُولُ اللّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ إلَى النّاسِ فَحَرّضَهُمْ وَقَالَ وَاَلّذِي نَفْسُ مُحَمّدٍ بِيَدِهِ لَا يُقَاتِلُهُمْ الْيَوْمَ رَجُلٌ فَيُقْتَلُ صَابِرًا مُحْتَسِبًا ، مُقْبِلًا غَيْرَ مُدْبِرٍ إلّا أَدْخَلَهُ اللّهُ الْجَنّةَ . فَقَالَ عُمَيْرُ بْنُ الْحُمَامِ ، أَخُو بَنِي سَلَمَةَ وَفِي يَدِهِ تَمَرَاتٍ يَأْكُلُهُنّ بَخْ بَخْ أَفَمَا بَيْنِي وَبَيْنَ أَنْ أَدْخُلَ الْجَنّةَ إلّا أَنْ يَقْتُلَنِي هَؤُلَاءِ ثُمّ قَذَفَ التّمَرَاتِ مِنْ يَدِهِ وَأَخَذَ سَيْفَهُ فَقَاتَلَ الْقَوْمَ حَتّى قُتِلَ
Artinya, “Rasulullah Shollallohu 'alaihi wassallam keluar menemui para sahabatnya, lalu menggelorakan jihad untuk mereka, beliau bersabda, “demi dzat yang jiwa muhammad ditangannya, tidaklah seseorang memerangi mereka hari ini dengan sabar dan mengharap pahala Allah, menghadang (musuh) dan tidak membelakanginya melainkan Allah akan memasukkannya ke dalam jannahnya”. Umair bin Hummam, saudara bani salamah berkata sambil menggenggam kurma, “Bah...bah...tidak ada sesuatu yang mengantarku ke jannah melainkan berperang dengan kaum ini”, kemudian ia membuang korma ditangannya, selanjutnya menghunus pedangnya kemudian menyerang musuhnya (kafir quraisy) sampai beliau terbunuh (Syahid)”. (siroh Ibnu Hisyam I/628)
Pada zaman dahulu, sebelum masa kenabian Muhammad Shollallohu "alaihi Wasallam ummat-ummat terdahulu telah membuktikan kecintaan mereka terhadap surga, mereka telah membuktikan ketegarannya dalam mengahadapi godaan yang menjauhkan mereka dari surga, salah satu kisah tentang mereka yang diabadikan oleh Alqur'an adalah kisah ashhabul. Mereka adalah kaum terdahulu yang disiksa karena keimanan mereka kepada Allah Subhanahu wata'ala, raja yang menganut akidah syirik membuat parit dari api untuk menyiksa mereka, namun mereka tetap tegar menghadapi cobaan tersebut.
Tentang mereka Allah  mengisahkan, "Telah dibinasakan orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk disekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mu'min itu melainkan karena orang yang mu'min itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Alllah Maha Menyaksikan segala sesuatu.Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang mu'min laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertobat, maka bagi mereka azab jahannam dan bagi mereka azab (naar) yang membakar. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka jannah yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar. (QS. 85:4-11)

Prolog diatas setidaknya menjadi bukti mengenai keagungan dan keindahan surga, siapapun pasti merindukan untuk menjadi salah satu penghuni tempat idaman ini. Disana ada sekian kisah nyata dari sejak zaman nabi adam yang bertutur pengorbanan dan perjuangan anak-anak adam dalam meraih tanah impian itu.

B.   Kenapa harus surga.

Dibalik kisah-kisah menakjubkan itu ada satu pertanyaan yang selalu timbul dialam pikiran kita, "Kira-kira seperti apa gambaran keindahan surga sehingga begitu mampu menggugah anak cucu adam untuk berkorban apa saja yang mereka miliki demi meraihnya?, aroma apa yang telah ditebar oleh surga sehingga mampu meredam nafsu anak adam saat mendengar pesonanya?.
      Tak bisa dipungkiri sudah seribu satu macam cerita keindahan surga telah mampir ditelinga kita atau telah ditelusuri oleh mata kita, baik lewat dongeng nenek sebelum tidur, cerita guru agama dikelas, atau cerita sang ustadz kala ceramah, atau bisa jadi kita akses sendirir lewat buku, majalah dan lainnya.
      Namun rasanya tidak salah kalau dilembaran berikut ini kita utarakan beberapa keistimewaan surga, yang mampu merebut belahan hati anak adam, agar tergambar dihadapan kita pesona dan keindahan surga yang nian itu. Dengan demikian kita terpacu untuk meraihnya, lebih dari itu kita akan tahu sebab "10 orang sahabat" dijamin masuk surga.

C.   Sifat-sifat surga
1.      Surga, sebaik-baik tempat kembali
   Tentunya setelah wafat kelak, kita merindukan tempat peristirahatan yang indah, suatu tempat dimana segala kebutuhan kita terpenuhi tanpa bersusah payah, dan tempat menemukan segala kenikmatan.
   Mungkin juga kita secara sengaja atau tidak sengaja kita pernah memimpikan untuk memiliki istana, rumah mewah, serta segala pesona yang dimilikinya.
            Hanya satu tempat yang mampu mewakili hayalan kita ini. Ialah surga yang telah sejak dulu Allah  telah mempersiapkanya serta menatanya hanya untuk hamba-hambanya yang sholeh.        
   Namun perlu dicatat, seindah apapun surga dan sepesona apapun surga dalam dongeng dan cerita yang kita dengar atau ilustrasi filim yang telah kita saksikan, sesungguhnya pada kenyataan surga lebih mempesona dan lebih menawan dari itu semua, begitulah surga tiada duanya. Memang tidak mampu dibayangkan tak pernah disaksikan dan tidak ada sesuatu yang mewakili keindahannya didunia ini.
Rasulullah Shollallohu'alaihi wasallam bersabda,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْه -عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ اقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ { فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ }

                        Artinya, “Dari Abu Hurairah ra berkata:rasulullah Shollallohu'alaihi wasallam bersabda, ‘Allah Ta'ala تعالى  berfirman,”Aku telah menyiapkan bagi hamba-hambaKu yang sholeh sesuatu (surga) yangbelum pernah disaksikan oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, belum pernah terdetik dalam hati seorang pun”. Kemudian Abu Hurairah berkata, “Jika kalian mau bacalah, “
{ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ }
      Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 32:17)” (Shohih Bukhori no 3244).
            Dalam tadzkiroh, imam AlQurthubi رحمه الله  menukil sebuah hadis yang diriwayatkan ibnu majah رحمه الله , “ Dari usamah bin zaid رضي الله عنه , beliau  bertutur, ‘ Tidakkah kalian bersegera menuju surga? Sesungguhnya surga itu tak pernah terlintas dalam pikiran, demi robb ka’bah surga (didalamnya ada) cahaya yang generlap, pepohonan yang ridang, istana yang megah, sungai yang selalu mengalir (tidak pernah kering), buah-buahan yang melimpah nan ranum, istri-istri yang super jelita, perkemahan yang banyak ditempat abadi terletak diatas taman-taman yang segar, yaitu terletak diatas tempat yang tinggi, sejuk nan menyenangkan”.
            Dalam hadist lain imam At-tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairoh رضي الله عنه , beliau berkata, “Aku bertanya kepada rasulullah Shollallohu'alaihi wasallam, ‘Dari apakah semua makhluk diciptakan ?’. Beliau menjawab, “Dari air”. Aku bertanya lagi, “Bagaimana bangunan disurga ?”. Beliau menjawab, “Batu batanya dari emas & perak, lantainya bertaburan wangi kasturi yang semerbak, kerikilnya berupa permata dan berlian, tanahnya berupa ja’faran, siapa yang memasukinya akan diberi kenikmatan nan abadi, ia tidak akan merasakan kesialan, ia hidup didalamnya abadi tidak akan pernah disentuh kematian, pakaiannya tak pernah usang, dan keperjakaannya tak pernah padam".       

2.     kenikmatan disurga abadi, tidak pernah sirna
            Dalam mengarungi kehidupan didunia ini umur manusia sangatlah pendek, sangat langka yang mampu menembus angka 70 an. Walaupun ketentuan umur manusia sudah diketahui batas maksomalnya, masih banyak diantara mereka menjadikan dunia sebagai sesuatu yang abadi. Tengoklah kehidupan mereka tiap hari kesibukan dan harapan besar mereka hanya terpusat pada dunia.

            Padahal kenikmatan dunia tidak ada yang abadi, semuanya akan sirna. Jika hari ini kita mendapatkan kenikmatan kesehatan, kita tidak bisa menjamin itu masih didapatkan esok hari atau bulan depan. Bila hari ini kita masih merasakan kekuatan dan keindahan masa muda namun itu tak akan bertahan lama beberapa tahun kedepan kekuatan itu akan sirna diganti kelemahan yang menggerogoti rasa, kulitpun mulai keriput ketampanan dan kecantikan hilang sudah.
Mengingat hal ini, mungkin sempat terpikir dalam diri kita untuk mencari tempat yang dapat mangabadikan kenikmatan yang kita dapat. Tempat yang menjadikan masa muda tidak sirna, tidak pernah tersentuh oleh kematian, kehidupan didalamnya selalu dikelilingi kenikmatan.
            Sesungguhnya tempat yang kita bayangkan itu hanya bisa didapatkan di sati tempat. Yaitu surga, suatu tempat yang Allah Ta'ala mengabadikan segala macam kenikmatan didalamnya, para penghuninya selalu abadi tak akan disentuh kematian. Kalau dia seorang laki-laki maka ia akan selalu muda, kalau dia seorang wanita ia kegadisannya selalu abadi tak pernah hilang keperawanannya.  

Dalam sebuah hadist dikatakan,        
                     Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah -Rodhiyallahu 'anhuma- dari Rasulullah             Shollallohu'alaihi wasallam, beliau bersabda, “Seorang penyeru (di surga)                                berseru kepada (Ahlu surga), ‘kalian akan selalu sehat tak akan pernah                            merasa sakit selamanya, kalian akan selalu hidup tidak pernah mengalami                               kematian,  kalian akan selalu berumur muda tak ada ketuaan menimpa                                 kalian,  kenikmatan selalu kalian dapatkan tak pernah merasakan                                         kesengsaraan, demikianlah yang difirmankan Allah Ta'ala yaitu,
وَنُودُوا أَن تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُوْرِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya, Dan diserukan kepada mereka:"Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan". (QS. 7:43) (HR Muslim no 2837).
      Dalam hadist lain disebutkan, At-Tirmidzi  Artinya, “Dari Abu Hurairah dari Rasulullah Shollallohu'alaihi wasallam, beliau bersabda, ‘Barangsiapa yang masuk surga (surga) niscaya ia akan selalu mendapatkan kenikmatan, tidak pernah merasakan kesengsaraan, pakaiannya tidak pernah usang, dan keperjakaannya (keperawanannya) tidak pernah sirna” (At-Tirmidzi).
     
3.     Memandang wajah Allah Ta'ala, bonus bagi ahlu surga
            Jika anda memiliki kekasih atau orang-orang yang kita anda, kemudian suatu saat anda berpisah dengannya dalm jangka yang sangat lama, saat-saat perpisahan itu dia selalu berkirim surat kepada anda; menyatakan dia sangat mencintai kita, orang-orangpun menyatakan demikian dan menceritakan kebaikannya yang luar biasa. Kata orang kekasih anda telah menyiapkan sesuatu yang super istimewa buat anda.
            Disaat demikian, dalam diri anda pasti muncul rasa rindu yang sangat mendalam, untuk bertemu dengan sang kekasih, menumpahkan segala yang kita tahan selama ini.
            Suatu kepastian bagi seorang mukmin, ia akan bertemu dengan sang kekasih, ia akan memandang wajahnya sang pujaan yang selama didunia dipuja, dipuji dan diibadahi, saat itulah kaum mukminin merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa, ia bisa bertatap dengan pujaan yang selama ini ia pendam rasa perjumpaan dengannya. Inilah yang desebut “ Azziyadah” (nikmat tambahan) dalam firman Allah Ta'ala تعالى  
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُون
          Artinya, Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (jannah) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni jannah, mereka kekal di dalamnya. (QS. 10:26)

Dalam sebuah hadist disebutkan,
عن صهيب؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم تلا هذه الآية: { لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ } وقال: "إذا دخل أهل الجنة الجنة، وأهل النار النار، نادى مناد: يا أهل الجنة، إن لكم عند الله موعدًا يريد أن يُنْجِزَكُمُوه. فيقولون: وما هو؟ ألم يُثقِّل موازيننا، ويبيض وجوهنا، ويدخلنا الجنة، ويزحزحنا من النار؟". قال: "فيكشف لهم الحجاب، فينظرون إليه، فوالله ما أعطاهم الله شيئا أحب إليهم من النظر إليه، ولا أقر لأعينهم".
وهكذا رواه مسلم وجماعة من الأئمة، من حديث حماد بن سلمة، به. (9)

            Dari sahabat Suhaib رضي الله عنه, bahwasanya Rasulullah Shollallohu'alaihi wasallam membaca ayat { لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ }, lalu bersabda, “Jika penduduk surga memasuki surga seseoramg bertanya kepada mereka, ‘Wahai penduduk jannah sesungguhnya kalian punya perjanjian dengan Allah, dan Dia ingin memenuhinya hari ini”. Mereka menjawab, ‘Bukankah Allah telah memberatkan timbangan (kebaikan) kami, menjadikan wajah kami putih berseri, memasukkan kami ke surga, menyelamatkan kami dari an-naar (neraka)?. Nabi melanjutkan, ‘Lalu Allah Ta'ala menyingkap tirai penghalang (antara Dia dengan ahlu surga), demi Allah Ta'ala memandang wajah Allah Ta'ala lebih mereka sukai daripada nikmat-nikmat yang telah Allah Ta'ala karuniakan kepada mereka  dan lebih sejuk dipandangan”. (HR Muslim 181 & Ahmad dan perowi-perowi lainnya)
            Dalam hadist lain disebutkan, dari sahabat jabir رضي الله عنه bekata, “Suatu hari kami duduk bersama rasulullah Shollallohu'alaihi wasallam ketika beliau menatap bulan purnama beliau bersabda, “Kalian akan melihat robb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini, tanpa terhalangi sedikitpun…”. (HR Muslim no 633). 

4.     Istri-istri mereka adalah bidadari yang  "Waduhai"
                        Bidadri merupakan istilah yan sangat terkenal dikalangan kita sosok yang kental dengan ‘keelokan’, ‘keindahan’, kecantikan, ‘kesensualan’ pokoknya serba «aduhai ». sehingga tidak jarang kita temui sosok bintang yang melakoni “bidadari” diberbagai filem atau darama dan sejenisnya pastilah yang ayu nan jelita.
Namun perlu dicatat keindahan dan keelokan bidadari surga tidak bisa tidak bisa diwakili oleh penduduk bumi siapapun orangnya baik bintang sinetron, miss universe atau selainnya. Karena para bidadari surga memilki keistimewaan yang tidak dimilki oleh wanita penduduk bumi.
                        Dengarlah penuturan rasulullah Shollallohu'alaihi wasallam tentang mereka, “Sesungguhnya disurga ada tempat perkumpulan para bidadari mereka bersenandung dengan senandung yang tak pernah didengar oleh makhluk lainnya, mereka bersenandung, Kami adalah makhluk yang abadi, tak akan pernah lenyap, penghibur yang tidak pernah menyengsarakan, selalu ceria yang tak pernah marah, alangkah beruntungnya orang yang mendapatkan kami, dan kamipun memilkinya” (HR.AtTirmidzi).
Salah seorang ulama tersohor pada zaman salaf berkata, “sesungguhnya disurga ada bidadari yang selalu dibanggakan ahlu surga, karena kecantikannya, kalau bukan karena ahlu surga telah ditakdirkan untuk tidak mati, nisacaya mereka akan mati saat menyaksikan keayuan para bidadari tersebut”.
Begitu pula, kenikmatan berhubungan badan disurga lebih nikmat 100 kali lipat dari pada berhubungan badan didunia, setiap hari seorang penduduk ahlu surga mampu memecahkan seratus keperawanan bidadari surga. Tersebut dalam hadist

عن أبي هريرة –رضي الله عنه- عـن رسول الله صلي الله عليه وسلم : أنه سئـل ( هل يمسّ أهـل الجنة أزواجهم ) قال : نـعم, والذي بعثني بالحق بـذكـر لا يمـلّ وفرج لا يخفى و شهوة لا ينقتطع "
 Artinya, “Dari Abu Hurairah Rodhiyallahu 'anhu, dari rasulullah Shollallohu 'alaihi wassallam, bahwasanya beliau ditanya, ‘Apakah penduduk surga dapat berhubungan dengan istrinya?. Beliau menjawab, “Betul, demi robb yang mengutusku dengan kebenaran, (ia akan berhubungan dengan istrinya) dengan ‘dzakar’ yang tak pernah loyo nan tak pernah lemas, dan dengan syahwat yang tak pernah padam”
Dalam hadist lain beliau Shollallohu 'alaihi wassallam bertutur,
عـن أبي هريرة – رضي الله عنه – قيل "يا رسول الله أنقضي إلى نساءنا في الجنة ؟ فقال " أنّ الرجل ليصل في اليوم إلى مائة عذراء "
Dari Abu Hurairah Radhiyallohu 'anhu, dikatakan kepada rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam. Beliau menjawab , “Sesungguhnya seorang ahlu surga mampu menggauli seratus gadis perawan tiap harinya.”
Kedua hadist diatas dicantumkam oleh Ibnu Qoyyim dalam kitab beliau yang sangat populer,”Haadiyul arwah ila biladil afrah” (hal. 279). Dan beliau menyatakan bahwa keduanya shohih.
Demikian pula kesibukan penduduk surga hanya memecahkan keperawanan istrinya tidak ada pekerjaan lain yang menyibukkan mereka. Allah berfirman,
إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ {55}
Artinya, “Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). (QS. 36:55)
            Para ulama tafsir hampir sepakat, bahwa maksud dari “kesibukan ahlu surga” adalah memecahkan keperawanan istri.
Dari apa bidadari diciptakan…?.
Setelah kita mendengar kecantikan dan keelokan para bidadari, maka suatu kewajaran jikalau dibenak kita timbul satu pertanyaan yang harus dijawab, “Dari apakah para bidadari diciptakan sehingga begitu mempesona…?.
            Mengenai asal-muasal penciptaan para bidadari, terdapat beberapa riwayat dari rasulullalh Shalallahu 'alaihi wassalam, diantara riwayat tersebut ada yang dihukumi dhoif (lemah) oleh sebagian ulama’, namun mengingat banyaknya jalur (syawahid) yang tema hadistnya sama, Ibnu Qoyyim -Rahimahullah-  memberanikan diri untuk menukil riwayat tersebut dalan kitab beliau “Haadil arwaah ilaa biladil afraah”.
            Diantaranya; diriwayatkan secara marfu’ , “Andaikan diantara bidadari ada yang meludah ke laut, niscaya seluruh air laut akan menjadi tawar karena ketawaran mulut bidadari tersebut. Dan mereka diciptakan dari za’faroon”.
            Dalam riwayat lain disebutkan, Abu Salamah bin Abdurrahman berkata, “Sesungguhnya di surga ada pengantin-pengantin perempuan (gadis-gadis) yang jelita, tercipta dari za’faron, bukan keturunan adam -Alahis salam- dan mereka diperuntukkan bagi wali-wali Allah”.
            Mari kita hayati; jika para “bidadari dunia” yang kita saksikan didunia ini, yang diciptakan dari tanah, begitu mempesona nan menawan hati kita, lalu seperti apakah pesona makhluk yang diciptakan dari ‘za’faron’?. Tentu dan pasti lebih mempesona serta lebih menentramkan hati.
            Dalam kitab tarikhnya, khotib Al-Baghdadi meriwayatkan satu hadist yang berbunyi,
  سطح نور في الجنة فرفعوا أبصارهم فإذا هو من ثغر حوراء ضحكت في وجه زوجها
            Artinya, “Dikala ada cahaya bertebaran disurga, maka penduduk surga mengangkat kepalanya, ternyata cahaya itu bersumber dari gigi para bidadari yang sedang tersenyum kepada suami mereka”
            Seorang tabi’in bernama Yahya bin Abi Katsiir berkata, “Jika seorang bidadari bertasbih, niscaya seluruh pepohonan di surga berbunga”. Dilain tempat beliau berkata, “Sesungguhnya para bidadari akan menjemput suami mereka di pintu surga, dengan suara renyah (manja) mereka berkata kepada suaminya, ‘telah lama kami menanti kedatangan kalian,kami adalah dara-dara yang selalu taat, tidak pernah marah, kami senantiasa setia dirumah, abadi, tak akan ada kematian mendatangi kami, kami adalah kekasihmu, kamupun kekasih kami, belum pernah ada yang menjadi kekasihku sebelummu begitu pula setelahmu..”.
            Luar biasa pesona para bidadari ini, ternyata mereka tidak sekedar cantik luarnya (badannya) namun kecantikan bathin mereka jauh lebih jelita. Jikalau pepohonan disyurga menjadi berbunga karena suara tasbih mereka, lalu seperti apa berbunganya hati suami mereka dikala mereka berucap manja...?. Sungguh sangat kerdil jiwa lelaki yang terlena dengan wanita dunia dan mendahulukannya serta lupa akan bidadari surga, selayaknya wanita dunia dijadikan alat bantu untuk meraih kenikmatan disurga yang abadi.


D.   Pemandangan Lain diakhirat
      Sebenarnya disana masih ada sekian gambaran surga yang telah dijelaskan oleh Allah dan rosulNya, namun kiranya gambaran-gambaran diatas dan dibawah ini sudah bisa menumbuhkan keyakinan kita bahwa surga sungguh sangat indah, sehingga jiwa kita makin bernyali untuk meraihnya.
      Saat menggambarkan makanan dan minuman penduduk surga Allah berfirman
* مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا وَعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارَ {35}
 Artinya, “Perumpamaan jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa ialah (seperti taman),, mengalir sungai-sungai didalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula).Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertaqwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang yang kafir ialah naar”. (QS. 13:35)
            Dalam ayat lain ketika membandingkan anatara kenikmatan surga dan kepedihan jannah, Allah berfirman
مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَآ أَنْهَارٌ مِّن مَّآءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِّن لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِّنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِّلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفَّى وَلَهُمْ فِيهَا مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَآءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَآءَهُمْ {15}
            Artinya, “(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka di dalamnya memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam, dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya”. (QS. 47:15)

Allah juga berfirman
إِنَّ اْلأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ {22} عَلَى اْلأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ {23} تَعْرِفُ فيِ وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ {24} يُسْقَوْنَ مِن رَّحِيقٍ مَخْتُومٍ {25} خِتَامُهُ مِسْكُُوَفيِ ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ {26} وَمِزَاجُهُ مِن تَسْنِيمٍ {27} عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ {28}
Artinya, Sesungguhnya orang-orang yang berbakti itu benar-benar benar-benar dalam kenikmatan yang besar (jannah), mereka (duduk) diatas dipan-dipan sambil memandangKamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan. Mereka minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. Dan caampuran khamar murni itu adalah dari tasnim,(yaitu) mata air yang minum dari padanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah, (QS. 83:28)
            Sahabat Abdullah bin Abbas berkata, “Di surga ada sebuah sungai yang disebut baidakh disekilingnya ada kubah-kubah yang dari permata yaquth didalamnya ada bidadari-bidadari yang jelita nan montok. Para penduduk jannah berkata satu sama lain, ‘mari kita ke sungai baidakh, merekapun mendatanginya lalu menyaksikan para bidadri itu, jika dianatara mereka tertarik pada salah satu dari bidadari itu, ia cukup memegang pergelangan tangannya niscaya bidadari itu akan ikut bersamanya”.
By; 'Izzul Mujahid as-Salmiy al-Faridiy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar