Surga, wisata impian
A.
Prolog
Saat
mendengar istlah surga (surga), semua orang pasti berhasrat untuk mengecap dan
merasakan surga tersebut, menjadi salah satu dari sekian banyak penghuninya.
Rasa harap untuk masuk surga tidak hanya dimonopoli oleh orang-orang islam,
namun pengikut agama lain atau aliran kepercayaan tertentu tidak pernah absent
dari harapan masuk surga.
Walaupun
pandangan dan gambaran mereka tentang apa dan bagaimana hakekat surga bebeda
sesuai keyakinan dan ajaran agama yang meeka anut .
Dulu
saat nabi muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam mendengar perihal tentang surga
atau membaca ayat-ayat yang berkenaan dengan surga beserta kenikmatan yang
disediakan bagi para penghuninya, beliau senantiasa berdo’a kepada Allah dengan
khusyu’agar belaiu dijadikan salah satu dari penghuni surga, dalm sebuah hadist
disebutkan ….(tentang permohonan rs surga )
Sungguh
menakjubkan pribadi rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam dan sungguh indah surga
itu…, Rasulullah masih khusu’ berdo’a kepada Allah untuk masuk surga, padahal
beliau sudah dijamin oleh Allah untuk masuk surga.
Rasa
harap pada diri sahabat untuk meraih surga, tidak jauh beda dengan tauladan
mereka, rasulullah Shollallohu "alaihi Wasallam. Disaat mereka mendengar
atau membaca segala sesuatu yang berkenaan dengan surga serta-merta jiwa mereka
bergelora nan bergemuruh, air mata mereka berlinang, tubuh mereka bergemetaran,
membuktikan keistimewaan surga Allah yang luar biasa, sekaligus bukti besarnya
harapan mereka untuk meraih surga.
Demi surga yang indah
nan menawan itu, para sahabat rela mengorbankan apa saja yang mereka miliki,
termasuk nyawa tunggal bersemayam pada jasa mereka juga dijadikan harga untuk
membeli surga. Sehingga kematian (kesyahidan) dijalan Allah sebagai salah satu sarana menuju surga
menjadi buruan mereka tiap saat, padahal hari ini kematian merupakan sesuatu
yang sangat dibenci.
Dalam sebuah hadist disebutkan, "
خَرَجَ رَسُولُ اللّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ
وَسَلّمَ إلَى النّاسِ فَحَرّضَهُمْ وَقَالَ وَاَلّذِي نَفْسُ مُحَمّدٍ بِيَدِهِ لَا
يُقَاتِلُهُمْ الْيَوْمَ رَجُلٌ فَيُقْتَلُ صَابِرًا مُحْتَسِبًا ، مُقْبِلًا غَيْرَ
مُدْبِرٍ إلّا أَدْخَلَهُ اللّهُ الْجَنّةَ . فَقَالَ عُمَيْرُ بْنُ الْحُمَامِ ، أَخُو
بَنِي سَلَمَةَ وَفِي يَدِهِ تَمَرَاتٍ يَأْكُلُهُنّ بَخْ بَخْ أَفَمَا بَيْنِي وَبَيْنَ
أَنْ أَدْخُلَ الْجَنّةَ إلّا أَنْ يَقْتُلَنِي هَؤُلَاءِ ثُمّ قَذَفَ التّمَرَاتِ
مِنْ يَدِهِ وَأَخَذَ سَيْفَهُ فَقَاتَلَ الْقَوْمَ حَتّى قُتِلَ
Artinya, “Rasulullah Shollallohu
'alaihi wassallam keluar menemui para sahabatnya, lalu menggelorakan jihad
untuk mereka, beliau bersabda, “demi dzat yang jiwa muhammad ditangannya,
tidaklah seseorang memerangi mereka hari ini dengan sabar dan mengharap pahala
Allah, menghadang (musuh) dan tidak membelakanginya melainkan Allah akan
memasukkannya ke dalam jannahnya”. Umair bin Hummam, saudara bani salamah berkata
sambil menggenggam kurma, “Bah...bah...tidak ada sesuatu yang mengantarku ke
jannah melainkan berperang dengan kaum ini”, kemudian ia membuang korma
ditangannya, selanjutnya menghunus pedangnya kemudian menyerang musuhnya (kafir
quraisy) sampai beliau terbunuh (Syahid)”. (siroh Ibnu Hisyam I/628)
Pada zaman dahulu, sebelum masa
kenabian Muhammad Shollallohu "alaihi Wasallam ummat-ummat terdahulu telah
membuktikan kecintaan mereka terhadap surga, mereka telah membuktikan
ketegarannya dalam mengahadapi godaan yang menjauhkan mereka dari surga, salah
satu kisah tentang mereka yang diabadikan oleh Alqur'an adalah kisah ashhabul.
Mereka adalah kaum terdahulu yang disiksa karena keimanan mereka kepada Allah
Subhanahu wata'ala, raja yang menganut akidah syirik membuat parit dari api
untuk menyiksa mereka, namun mereka tetap tegar menghadapi cobaan tersebut.
Tentang mereka Allah mengisahkan, "Telah dibinasakan
orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar,
ketika mereka duduk disekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka
perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa
orang-orang mu'min itu melainkan karena orang yang mu'min itu beriman kepada
Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan
bumi; dan Alllah Maha Menyaksikan segala sesuatu.Sesungguhnya orang-orang yang
mendatangkan cobaan kepada orang-orang mu'min laki-laki dan perempuan kemudian
mereka tidak bertobat, maka bagi mereka azab jahannam dan bagi mereka azab
(naar) yang membakar. Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka jannah yang
mengalir dibawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar. (QS.
85:4-11)
Prolog diatas
setidaknya menjadi bukti mengenai keagungan dan keindahan surga, siapapun pasti
merindukan untuk menjadi salah satu penghuni tempat idaman ini. Disana ada
sekian kisah nyata dari sejak zaman nabi adam yang bertutur pengorbanan dan
perjuangan anak-anak adam dalam meraih tanah impian itu.
B.
Kenapa harus surga.
Dibalik kisah-kisah menakjubkan itu
ada satu pertanyaan yang selalu timbul dialam pikiran kita, "Kira-kira
seperti apa gambaran keindahan surga sehingga begitu mampu menggugah anak cucu
adam untuk berkorban apa saja yang mereka miliki demi meraihnya?, aroma apa
yang telah ditebar oleh surga sehingga mampu meredam nafsu anak adam saat
mendengar pesonanya?.
Tak
bisa dipungkiri sudah seribu satu macam cerita keindahan surga telah mampir
ditelinga kita atau telah ditelusuri oleh mata kita, baik lewat dongeng nenek
sebelum tidur, cerita guru agama dikelas, atau cerita sang ustadz kala ceramah,
atau bisa jadi kita akses sendirir lewat buku, majalah dan lainnya.
Namun
rasanya tidak salah kalau dilembaran berikut ini kita utarakan beberapa
keistimewaan surga, yang mampu merebut belahan hati anak adam, agar tergambar
dihadapan kita pesona dan keindahan surga yang nian itu. Dengan demikian kita
terpacu untuk meraihnya, lebih dari itu kita akan tahu sebab "10 orang
sahabat" dijamin masuk surga.
C.
Sifat-sifat surga
1.
Surga, sebaik-baik tempat kembali
Tentunya setelah wafat kelak, kita merindukan tempat
peristirahatan yang indah, suatu tempat dimana segala kebutuhan kita terpenuhi
tanpa bersusah payah, dan tempat menemukan segala kenikmatan.
Mungkin
juga kita secara sengaja atau tidak sengaja kita pernah memimpikan untuk
memiliki istana, rumah mewah, serta segala pesona yang dimilikinya.
Hanya satu tempat yang mampu mewakili
hayalan kita ini. Ialah surga yang telah sejak dulu Allah telah mempersiapkanya serta menatanya hanya
untuk hamba-hambanya yang sholeh.
Namun perlu dicatat, seindah apapun surga dan
sepesona apapun surga dalam dongeng dan cerita yang kita dengar atau ilustrasi
filim yang telah kita saksikan, sesungguhnya pada kenyataan surga lebih mempesona
dan lebih menawan dari itu semua, begitulah surga tiada duanya. Memang tidak
mampu dibayangkan tak pernah disaksikan dan tidak ada sesuatu yang mewakili
keindahannya didunia ini.
Rasulullah
Shollallohu'alaihi wasallam bersabda,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -رَضِيَ
اللَّهُ عَنْه -عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ
مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ قَالَ
أَبُو هُرَيْرَةَ اقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ {
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ }
Artinya,
“Dari Abu Hurairah ra berkata:rasulullah Shollallohu'alaihi wasallam
bersabda, ‘Allah Ta'ala تعالى
berfirman,”Aku telah menyiapkan bagi hamba-hambaKu yang sholeh sesuatu (surga)
yangbelum pernah disaksikan oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga,
belum pernah terdetik dalam hati seorang pun”. Kemudian Abu Hurairah berkata, “Jika
kalian mau bacalah, “
{ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ
}
Seorangpun
tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam
nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan. (QS. 32:17)” (Shohih Bukhori no 3244).
Dalam tadzkiroh, imam AlQurthubi رحمه الله menukil sebuah hadis yang diriwayatkan ibnu
majah رحمه الله , “
Dari usamah bin zaid رضي الله عنه , beliau
bertutur, ‘ Tidakkah kalian bersegera menuju surga? Sesungguhnya
surga itu tak pernah terlintas dalam pikiran, demi robb ka’bah surga
(didalamnya ada) cahaya yang generlap, pepohonan yang ridang, istana yang
megah, sungai yang selalu mengalir (tidak pernah kering), buah-buahan yang
melimpah nan ranum, istri-istri yang super jelita, perkemahan yang banyak
ditempat abadi terletak diatas taman-taman yang segar, yaitu terletak diatas
tempat yang tinggi, sejuk nan menyenangkan”.
Dalam hadist lain imam At-tirmidzi
meriwayatkan dari Abu Hurairoh رضي الله عنه , beliau berkata, “Aku bertanya kepada
rasulullah Shollallohu'alaihi wasallam, ‘Dari apakah semua makhluk diciptakan
?’. Beliau menjawab, “Dari air”. Aku bertanya lagi, “Bagaimana bangunan disurga
?”. Beliau menjawab, “Batu batanya dari emas & perak, lantainya bertaburan
wangi kasturi yang semerbak, kerikilnya berupa permata dan berlian, tanahnya
berupa ja’faran, siapa yang memasukinya akan diberi kenikmatan nan abadi, ia
tidak akan merasakan kesialan, ia hidup didalamnya abadi tidak akan pernah
disentuh kematian, pakaiannya tak pernah usang, dan keperjakaannya tak pernah
padam".
2.
kenikmatan disurga abadi, tidak pernah sirna
Dalam mengarungi kehidupan didunia ini
umur manusia sangatlah pendek, sangat langka yang mampu menembus angka 70 an.
Walaupun ketentuan umur manusia sudah diketahui batas maksomalnya, masih banyak
diantara mereka menjadikan dunia sebagai sesuatu yang abadi. Tengoklah
kehidupan mereka tiap hari kesibukan dan harapan besar mereka hanya terpusat
pada dunia.
Padahal kenikmatan dunia tidak ada yang
abadi, semuanya akan sirna. Jika hari ini kita mendapatkan kenikmatan
kesehatan, kita tidak bisa menjamin itu masih didapatkan esok hari atau bulan
depan. Bila hari ini kita masih merasakan kekuatan dan keindahan masa muda namun
itu tak akan bertahan lama beberapa tahun kedepan kekuatan itu akan sirna
diganti kelemahan yang menggerogoti rasa, kulitpun mulai keriput ketampanan dan
kecantikan hilang sudah.
Mengingat
hal ini, mungkin sempat terpikir dalam diri kita untuk mencari tempat yang
dapat mangabadikan kenikmatan yang kita dapat. Tempat yang menjadikan masa muda
tidak sirna, tidak pernah tersentuh oleh kematian, kehidupan didalamnya selalu
dikelilingi kenikmatan.
Sesungguhnya tempat yang kita bayangkan
itu hanya bisa didapatkan di sati tempat. Yaitu surga, suatu tempat yang Allah
Ta'ala mengabadikan segala macam kenikmatan didalamnya, para penghuninya selalu
abadi tak akan disentuh kematian. Kalau dia seorang laki-laki maka ia akan
selalu muda, kalau dia seorang wanita ia kegadisannya selalu abadi tak pernah
hilang keperawanannya.
Dalam sebuah hadist dikatakan,
Dari Abu
Sa’id dan Abu Hurairah -Rodhiyallahu 'anhuma- dari Rasulullah Shollallohu'alaihi wasallam, beliau
bersabda, “Seorang penyeru (di surga) berseru
kepada (Ahlu surga), ‘kalian akan selalu sehat tak akan pernah merasa sakit
selamanya, kalian akan selalu hidup tidak pernah mengalami kematian, kalian akan selalu berumur muda tak ada
ketuaan menimpa kalian, kenikmatan selalu kalian dapatkan tak pernah
merasakan kesengsaraan,
demikianlah yang difirmankan Allah Ta'ala yaitu,
وَنُودُوا أَن تِلْكُمُ الْجَنَّةُ
أُوْرِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya, “Dan
diserukan kepada mereka:"Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu,
disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan". (QS. 7:43) (HR Muslim no
2837).
Dalam
hadist lain disebutkan, At-Tirmidzi
Artinya, “Dari Abu Hurairah dari Rasulullah Shollallohu'alaihi
wasallam, beliau bersabda, ‘Barangsiapa yang masuk surga (surga) niscaya ia
akan selalu mendapatkan kenikmatan, tidak pernah merasakan kesengsaraan,
pakaiannya tidak pernah usang, dan keperjakaannya (keperawanannya) tidak pernah
sirna” (At-Tirmidzi).
3.
Memandang wajah Allah Ta'ala, bonus bagi ahlu surga
Jika anda memiliki kekasih atau
orang-orang yang kita anda, kemudian suatu saat anda berpisah dengannya dalm
jangka yang sangat lama, saat-saat perpisahan itu dia selalu berkirim surat kepada anda;
menyatakan dia sangat mencintai kita, orang-orangpun menyatakan demikian dan
menceritakan kebaikannya yang luar biasa. Kata orang kekasih anda telah
menyiapkan sesuatu yang super istimewa buat anda.
Disaat demikian, dalam diri anda pasti
muncul rasa rindu yang sangat mendalam, untuk bertemu dengan sang kekasih,
menumpahkan segala yang kita tahan selama ini.
Suatu kepastian bagi seorang mukmin, ia
akan bertemu dengan sang kekasih, ia akan memandang wajahnya sang pujaan yang
selama didunia dipuja, dipuji dan diibadahi, saat itulah kaum mukminin merasakan
puncak kenikmatan yang luar biasa, ia bisa bertatap dengan pujaan yang selama
ini ia pendam rasa perjumpaan dengannya. Inilah yang desebut “ Azziyadah”
(nikmat tambahan) dalam firman Allah Ta'ala تعالى
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا
الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ
أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُون
Artinya, “Bagi orang-orang yang
berbuat baik, ada pahala yang terbaik (jannah) dan tambahannya. Dan muka mereka
tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni
jannah, mereka kekal di dalamnya. (QS. 10:26)
Dalam sebuah hadist disebutkan,
عن صهيب؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم
تلا هذه الآية: { لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ } وقال: "إذا
دخل أهل الجنة الجنة، وأهل النار النار، نادى مناد: يا أهل الجنة، إن لكم عند الله
موعدًا يريد أن يُنْجِزَكُمُوه. فيقولون: وما هو؟ ألم يُثقِّل موازيننا، ويبيض وجوهنا،
ويدخلنا الجنة، ويزحزحنا من النار؟". قال: "فيكشف لهم الحجاب، فينظرون إليه،
فوالله ما أعطاهم الله شيئا أحب إليهم من النظر إليه، ولا أقر لأعينهم".
وهكذا رواه مسلم وجماعة من الأئمة، من
حديث حماد بن سلمة، به. (9)
Dari sahabat Suhaib رضي الله عنه, bahwasanya Rasulullah
Shollallohu'alaihi wasallam membaca ayat { لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا
الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ }, lalu bersabda, “Jika penduduk surga memasuki surga seseoramg bertanya
kepada mereka, ‘Wahai penduduk jannah sesungguhnya kalian punya perjanjian
dengan Allah, dan Dia ingin memenuhinya hari ini”. Mereka menjawab, ‘Bukankah Allah
telah memberatkan timbangan (kebaikan) kami, menjadikan wajah kami putih
berseri, memasukkan kami ke surga, menyelamatkan kami dari an-naar (neraka)?.
Nabi melanjutkan, ‘Lalu Allah Ta'ala menyingkap tirai penghalang (antara Dia
dengan ahlu surga), demi Allah Ta'ala memandang wajah Allah Ta'ala lebih mereka
sukai daripada nikmat-nikmat yang telah Allah Ta'ala karuniakan kepada
mereka dan lebih sejuk dipandangan”. (HR Muslim 181 & Ahmad dan perowi-perowi lainnya)
Dalam hadist lain disebutkan, dari sahabat
jabir رضي الله
عنه
bekata, “Suatu hari kami duduk bersama rasulullah Shollallohu'alaihi
wasallam ketika beliau menatap bulan purnama beliau bersabda, “Kalian akan
melihat robb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini, tanpa terhalangi
sedikitpun…”. (HR Muslim no 633).
4. Istri-istri mereka adalah
bidadari yang "Waduhai"
Bidadri merupakan istilah yan sangat
terkenal dikalangan kita sosok yang kental dengan ‘keelokan’, ‘keindahan’,
kecantikan, ‘kesensualan’ pokoknya serba «aduhai ». sehingga tidak jarang
kita temui sosok bintang yang melakoni “bidadari” diberbagai filem atau darama
dan sejenisnya pastilah yang ayu nan jelita.
Namun
perlu dicatat keindahan dan keelokan bidadari surga tidak bisa tidak bisa
diwakili oleh penduduk bumi siapapun orangnya baik bintang sinetron, miss
universe atau selainnya. Karena para bidadari surga memilki keistimewaan yang
tidak dimilki oleh wanita penduduk bumi.
Dengarlah penuturan rasulullah Shollallohu'alaihi
wasallam tentang mereka, “Sesungguhnya disurga ada tempat perkumpulan para
bidadari mereka bersenandung dengan senandung yang tak pernah didengar oleh
makhluk lainnya, mereka bersenandung, Kami adalah makhluk yang abadi, tak akan
pernah lenyap, penghibur yang tidak pernah menyengsarakan, selalu ceria yang
tak pernah marah, alangkah beruntungnya orang yang mendapatkan kami, dan
kamipun memilkinya” (HR.AtTirmidzi).
Salah
seorang ulama tersohor pada zaman salaf berkata, “sesungguhnya disurga ada
bidadari yang selalu dibanggakan ahlu surga, karena kecantikannya, kalau bukan
karena ahlu surga telah ditakdirkan untuk tidak mati, nisacaya mereka akan mati
saat menyaksikan keayuan para bidadari tersebut”.
Begitu pula, kenikmatan berhubungan badan disurga lebih nikmat 100
kali lipat dari pada berhubungan badan didunia, setiap hari seorang penduduk
ahlu surga mampu memecahkan seratus keperawanan bidadari surga. Tersebut dalam hadist
عن أبي هريرة –رضي
الله عنه- عـن رسول الله صلي الله عليه وسلم : أنه سئـل ( هل يمسّ أهـل الجنة
أزواجهم ) قال : نـعم, والذي بعثني بالحق بـذكـر لا يمـلّ وفرج لا يخفى و شهوة لا
ينقتطع "
Artinya, “Dari Abu Hurairah Rodhiyallahu
'anhu, dari rasulullah Shollallohu 'alaihi wassallam, bahwasanya beliau
ditanya, ‘Apakah penduduk surga dapat berhubungan dengan istrinya?. Beliau
menjawab, “Betul, demi robb yang mengutusku dengan kebenaran, (ia akan
berhubungan dengan istrinya) dengan ‘dzakar’ yang tak pernah loyo nan tak
pernah lemas, dan dengan syahwat yang tak pernah padam”
Dalam
hadist lain beliau Shollallohu 'alaihi wassallam bertutur,
عـن أبي هريرة – رضي الله عنه – قيل
"يا رسول الله أنقضي إلى نساءنا في الجنة ؟ فقال " أنّ الرجل ليصل في
اليوم إلى مائة عذراء "
Dari Abu Hurairah
Radhiyallohu 'anhu, dikatakan kepada rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam.
Beliau menjawab
,
“Sesungguhnya seorang ahlu surga mampu menggauli seratus gadis perawan tiap
harinya.”
Kedua
hadist diatas dicantumkam oleh Ibnu Qoyyim dalam kitab beliau yang sangat
populer,”Haadiyul arwah ila biladil afrah” (hal. 279). Dan beliau menyatakan
bahwa keduanya shohih.
Demikian pula kesibukan penduduk surga
hanya memecahkan keperawanan istrinya tidak ada pekerjaan lain yang menyibukkan
mereka. Allah berfirman,
إِنَّ
أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ {55}
Artinya, “Sesungguhnya
penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). (QS.
36:55)
Para ulama
tafsir hampir sepakat, bahwa maksud dari “kesibukan ahlu surga” adalah memecahkan
keperawanan istri.
Dari
apa bidadari diciptakan…?.
Setelah
kita mendengar kecantikan dan keelokan para bidadari, maka suatu kewajaran
jikalau dibenak kita timbul satu pertanyaan yang harus dijawab, “Dari apakah
para bidadari diciptakan sehingga begitu mempesona…?.
Mengenai asal-muasal penciptaan para
bidadari, terdapat beberapa riwayat dari rasulullalh Shalallahu 'alaihi
wassalam, diantara riwayat tersebut ada yang dihukumi dhoif (lemah) oleh
sebagian ulama’, namun mengingat banyaknya jalur (syawahid) yang tema
hadistnya sama, Ibnu Qoyyim -Rahimahullah-
memberanikan diri untuk menukil riwayat tersebut dalan kitab beliau “Haadil
arwaah ilaa biladil afraah”.
Diantaranya; diriwayatkan secara
marfu’ , “Andaikan diantara bidadari ada yang meludah ke laut, niscaya seluruh
air laut akan menjadi tawar karena ketawaran mulut bidadari tersebut. Dan
mereka diciptakan dari za’faroon”.
Dalam riwayat lain disebutkan, Abu
Salamah bin Abdurrahman berkata, “Sesungguhnya di surga ada pengantin-pengantin
perempuan (gadis-gadis) yang jelita, tercipta dari za’faron, bukan keturunan
adam -Alahis salam- dan mereka diperuntukkan bagi wali-wali Allah”.
Mari kita hayati; jika para
“bidadari dunia” yang kita saksikan didunia ini, yang diciptakan dari tanah,
begitu mempesona nan menawan hati kita, lalu seperti apakah pesona makhluk yang
diciptakan dari ‘za’faron’?. Tentu dan pasti lebih mempesona serta lebih
menentramkan hati.
Dalam kitab tarikhnya, khotib
Al-Baghdadi meriwayatkan satu hadist yang berbunyi,
سطح نور في الجنة فرفعوا أبصارهم فإذا هو من ثغر حوراء ضحكت في وجه زوجها
Artinya, “Dikala ada
cahaya bertebaran disurga, maka penduduk surga mengangkat kepalanya, ternyata
cahaya itu bersumber dari gigi para bidadari yang sedang tersenyum kepada suami
mereka”
Seorang tabi’in bernama
Yahya bin Abi Katsiir berkata, “Jika seorang bidadari bertasbih, niscaya
seluruh pepohonan di surga berbunga”. Dilain tempat beliau berkata, “Sesungguhnya
para bidadari akan menjemput suami mereka di pintu surga, dengan suara renyah
(manja) mereka berkata kepada suaminya, ‘telah lama kami menanti kedatangan
kalian,kami adalah dara-dara yang selalu taat, tidak pernah marah, kami
senantiasa setia dirumah, abadi, tak akan ada kematian mendatangi kami, kami
adalah kekasihmu, kamupun kekasih kami, belum pernah ada yang menjadi kekasihku
sebelummu begitu pula setelahmu..”.
Luar biasa pesona para
bidadari ini, ternyata mereka tidak sekedar cantik luarnya (badannya) namun
kecantikan bathin mereka jauh lebih jelita. Jikalau pepohonan disyurga menjadi
berbunga karena suara tasbih mereka, lalu seperti apa berbunganya hati suami
mereka dikala mereka berucap manja...?. Sungguh sangat kerdil jiwa
lelaki yang terlena dengan wanita dunia dan mendahulukannya serta lupa akan
bidadari surga, selayaknya wanita dunia dijadikan alat bantu untuk meraih
kenikmatan disurga yang abadi.
D. Pemandangan Lain
diakhirat
Sebenarnya
disana masih ada sekian gambaran surga yang telah dijelaskan oleh Allah dan
rosulNya, namun kiranya gambaran-gambaran diatas dan dibawah ini sudah bisa menumbuhkan
keyakinan kita bahwa surga sungguh sangat indah, sehingga jiwa kita makin
bernyali untuk meraihnya.
Saat
menggambarkan makanan dan minuman penduduk surga Allah berfirman
* مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
اْلأَنْهَارُ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا وَعُقْبَى
الْكَافِرِينَ النَّارَ {35}
Artinya, “Perumpamaan jannah yang dijanjikan
kepada orang-orang yang bertaqwa ialah (seperti taman),, mengalir sungai-sungai
didalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula).Itulah
tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertaqwa; sedang tempat kesudahan bagi
orang-orang yang kafir ialah naar”. (QS. 13:35)
Dalam ayat lain ketika
membandingkan anatara kenikmatan surga dan kepedihan jannah, Allah berfirman
مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ
الْمُتَّقُونَ فِيهَآ أَنْهَارٌ مِّن مَّآءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِّن
لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِّنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ
لِّلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفَّى وَلَهُمْ فِيهَا مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ
وَمَغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَآءً
حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَآءَهُمْ {15}
Artinya, “(Apakah) perumpamaan
(penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa yang di
dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya,
sungai-sungai dari susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar
(arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang
disaring; dan mereka di dalamnya memperoleh segala macam buah-buahan dan
ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam, dan diberi
minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya”. (QS. 47:15)
Allah juga berfirman
إِنَّ
اْلأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ {22} عَلَى اْلأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ {23} تَعْرِفُ فيِ
وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ {24} يُسْقَوْنَ مِن رَّحِيقٍ مَخْتُومٍ {25} خِتَامُهُ
مِسْكُُوَفيِ ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ {26} وَمِزَاجُهُ مِن تَسْنِيمٍ
{27} عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ {28}
Artinya, “Sesungguhnya
orang-orang yang berbakti itu benar-benar benar-benar dalam kenikmatan yang
besar (jannah), mereka (duduk) diatas dipan-dipan sambil memandangKamu dapat
mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan. Mereka minum
dari khamar murni yang dilak (tempatnya), laknya adalah kesturi; dan untuk yang
demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. Dan caampuran khamar murni itu
adalah dari tasnim,(yaitu) mata air yang minum dari padanya orang-orang yang
didekatkan kepada Allah, (QS. 83:28)
Sahabat Abdullah bin Abbas berkata,
“Di surga ada sebuah sungai yang disebut baidakh disekilingnya ada
kubah-kubah yang dari permata yaquth didalamnya ada bidadari-bidadari
yang jelita nan montok. Para penduduk jannah
berkata satu sama lain, ‘mari kita ke sungai baidakh, merekapun
mendatanginya lalu menyaksikan para bidadri itu, jika dianatara mereka tertarik
pada salah satu dari bidadari itu, ia cukup memegang pergelangan tangannya niscaya
bidadari itu akan ikut bersamanya”.
By;
'Izzul Mujahid as-Salmiy al-Faridiy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar